Ketika saya sedang berdiri di tepi jalan, sepasang baya berjalan, lewat di depan saya.Yang satu nenek, lainnya kakek. Sang nenek dengan setia menjadikan punggungnya sandaran tangan si kakek sebagai pandu dalam berjalan. Saat itu suudzon saya mengantarkan pada praduga bahwa mereka adalah pengemis. Tangan saya seraya setengah refleks terangkat, menandakan “maaf”. Dan fatal saya adalah salah. Mereka bukan pengemis. Sang nenek tersenyum tulus dengan sisa-sisa keriputnya. Sang kakek berlalu saja tanpa suatu kesan. Saya menyimpulkan mungkin penglihatannya sudah tidak sebagus sebelumnya. Kembali mereka berlalu, menjadi suatu penggalan cerita kehidupan biasa, sederhana, dan kering akan sesuatu yang menjadikannya peristiwa. Mata saya terpaku pada suatu kekuatan kuat antara mereka, entah apakah masih bisa disebut CINTA atau apalah, tapi saya yakin sesuatu itu jauh lebih daripada sekedar suatu rangkaian lima huruf tersebut. Langka dan sangat banyak dicari sekarang tapi beribu susah menggapainya.
catatan malam amatir saya di malam ini
080909, a historical nite
Wednesday, November 4, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment