Wednesday, November 24, 2010
PENDING POST : ARTI KEHADIRAN MEREKA DI KEHIDUPAN SAYA
Suatu waktu, ketika para siswa dan siswi SMU kelimpungan bercampur rasa cemas tak tertahankan untuk mengetahui nasib kelulusan mereka di SNMPTN, saya sedikit terdiam membaca suatu status teman yang kurang lebih isinya : “Mama malu kamu cuma di farmasi UNPAD”.
Saya pun menarik kesimpulan bahwa dia tidak lulus SNMPTN untuk pilihan pertama yaitu kedokteran.Dan tetap stay di farmasi UNPAD. Saya pun tertarik ke dalam lamunan “betapa beruntungnya saya”
Orang tua saya tidak pernah malu memiliki kami, anak-anaknya, walaupun sebengal apapun kami, semalas apapun kami, sebegitu nyebelinnya kami. Mungkin pernah suatu kala mereka atau salah satu dari mereka membentak kami karena suatu kesalahan yang kami lakukan. Tapi itu hanya berlaku dengan satuan waktu yang sebentar. Setelah itu, we have normally life.
Kembali lagi kepada masa-masa saya duduk di kelas akhir di SMA. Dengan keadaan nilai-nilai saya yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan teman-teman lain satu angkatan. Bahkan saya malu untuk sekedar mengajukan untuk diri mengambil formulir PMDK UNS pada saat itu. Padahal sebelumnya impian mereka mungkin dipenuhi oleh kedokteran. Iya, anaknya masuk FK. Tapi saya sering sekali mengaduhkan nasib nilai saya. Harapan-harapan dipenuhi oleh luapan ke-menyerah-an. Saat saya bilang saya ingin masuk DKV ITB, mereka sangat antusias. Bahkan saat presentasi ITB di IC, saya melihat catatan Ayah tentang info-info DKV ITB. Begitu juga ketika saya bilang saya ingin masuk arsitektur interior UI, mereka juga antusias. Ayah tidak pernah marah dengan jurusan apa yang saya pernah sukai, kata Ayah, asalkan kamu suka dan kamu sungguh-sungguh. Begitu katanya. Guys, i am about to cry now. Betapa baiknya dan bijaknya mereka. Terima kasih Mah, Yah, Feby sayang kalian. I love you much. Aku engga tau apakah aku sanggup untuk hidup tanpa kalian. Bahkan mungkin akan seperti aku hidup tanpa indra apabila tidak ada nasihat kalian mendampingi selama ini.
Begitu berharganya mereka bagi saya. Dan saya pun berjanji tidak akan
menyiayiakan kesempatan-kesempatan yang mereka berikan kepada saya.
XOXO
feby
03 Mei 2010
Saya pun menarik kesimpulan bahwa dia tidak lulus SNMPTN untuk pilihan pertama yaitu kedokteran.Dan tetap stay di farmasi UNPAD. Saya pun tertarik ke dalam lamunan “betapa beruntungnya saya”
Orang tua saya tidak pernah malu memiliki kami, anak-anaknya, walaupun sebengal apapun kami, semalas apapun kami, sebegitu nyebelinnya kami. Mungkin pernah suatu kala mereka atau salah satu dari mereka membentak kami karena suatu kesalahan yang kami lakukan. Tapi itu hanya berlaku dengan satuan waktu yang sebentar. Setelah itu, we have normally life.
Kembali lagi kepada masa-masa saya duduk di kelas akhir di SMA. Dengan keadaan nilai-nilai saya yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan teman-teman lain satu angkatan. Bahkan saya malu untuk sekedar mengajukan untuk diri mengambil formulir PMDK UNS pada saat itu. Padahal sebelumnya impian mereka mungkin dipenuhi oleh kedokteran. Iya, anaknya masuk FK. Tapi saya sering sekali mengaduhkan nasib nilai saya. Harapan-harapan dipenuhi oleh luapan ke-menyerah-an. Saat saya bilang saya ingin masuk DKV ITB, mereka sangat antusias. Bahkan saat presentasi ITB di IC, saya melihat catatan Ayah tentang info-info DKV ITB. Begitu juga ketika saya bilang saya ingin masuk arsitektur interior UI, mereka juga antusias. Ayah tidak pernah marah dengan jurusan apa yang saya pernah sukai, kata Ayah, asalkan kamu suka dan kamu sungguh-sungguh. Begitu katanya. Guys, i am about to cry now. Betapa baiknya dan bijaknya mereka. Terima kasih Mah, Yah, Feby sayang kalian. I love you much. Aku engga tau apakah aku sanggup untuk hidup tanpa kalian. Bahkan mungkin akan seperti aku hidup tanpa indra apabila tidak ada nasihat kalian mendampingi selama ini.
Begitu berharganya mereka bagi saya. Dan saya pun berjanji tidak akan
menyiayiakan kesempatan-kesempatan yang mereka berikan kepada saya.
XOXO
feby
03 Mei 2010
PENDING POST : OLD MAN AND OLD WOMAN
Ketika saya sedang berdiri di tepi jalan, sepasang baya berjalan, lewat di depan saya.Yang satu nenek, lainnya kakek. Sang nenek dengan setia menjadikan punggungnya sandaran tangan si kakek sebagai pandu dalam berjalan. Saat itu suudzon saya mengantarkan pada praduga bahwa mereka adalah pengemis. Tangan saya seraya setengah refleks terangkat, menandakan “maaf”. Dan fatal saya adalah salah. Mereka bukan pengemis. Sang nenek tersenyum tulus dengan sisa-sisa keriputnya. Sang kakek berlalu saja tanpa suatu kesan. Saya menyimpulkan mungkin penglihatannya sudah tidak sebagus sebelumnya. Kembali mereka berlalu, menjadi suatu penggalan cerita kehidupan biasa, sederhana, dan kering akan sesuatu yang menjadikannya peristiwa. Mata saya terpaku pada suatu kekuatan kuat antara mereka, entah apakah masih bisa disebut CINTA atau apalah, tapi saya yakin sesuatu itu jauh lebih daripada sekedar suatu rangkaian lima huruf tersebut. Langka dan sangat banyak dicari sekarang tapi beribu susah menggapainya.
catatan malam amatir saya di malam ini
080909, a historical nite
catatan malam amatir saya di malam ini
080909, a historical nite
PENDING POST : UNTITLED 1
Hari ini hari minggu. Harusnya mungkin menjadi gugus waktu untuk bercanda, bercerita, tertawa, pergi nonton, makan dan lainnya.
Namun yaa ada sedikit yang berbeda. Serasa dunia melambat dan menyepi. Berdemo untuk melakukan gerakan tutup mulut. Saya tidak tahu apa muasalnya. Hmm, mungkin memang tidak semua hal perlu untuk diceritakan dan dibagi. Tapi ada saja suara keegoisan untuk selalu menuntut untuk tahu karena saya merasa memiliki kamu. Kamu seutuhnya. Kamu yang saya miliki raga dan jiwanya. Kamu yang menyandarkan kisah hidup pada saya. Namun saya kembali berpikir dan akhirnya menyadari, kita mungkin punya sisi dimana merasa suatu hal tidak perlu dibagi. Atau rasa kepercayaan belum terprogress sempurna. Kita hanya manusia biasa, tidak perlu memaksa untuk apa dan bagaimana. Bahkan saya tidak pernah tahu apakah saya akan memiliki ukiran namamu di lingkaran emas jari saya suatu saat nanti. Saya ingin kamu nyaman dengan saya. Saya ingin saya nyaman dengan kamu. Saya ingin, saya dan kamu menjadi kita.
14 Februari 2010
Amat rindu,
Yours
Namun yaa ada sedikit yang berbeda. Serasa dunia melambat dan menyepi. Berdemo untuk melakukan gerakan tutup mulut. Saya tidak tahu apa muasalnya. Hmm, mungkin memang tidak semua hal perlu untuk diceritakan dan dibagi. Tapi ada saja suara keegoisan untuk selalu menuntut untuk tahu karena saya merasa memiliki kamu. Kamu seutuhnya. Kamu yang saya miliki raga dan jiwanya. Kamu yang menyandarkan kisah hidup pada saya. Namun saya kembali berpikir dan akhirnya menyadari, kita mungkin punya sisi dimana merasa suatu hal tidak perlu dibagi. Atau rasa kepercayaan belum terprogress sempurna. Kita hanya manusia biasa, tidak perlu memaksa untuk apa dan bagaimana. Bahkan saya tidak pernah tahu apakah saya akan memiliki ukiran namamu di lingkaran emas jari saya suatu saat nanti. Saya ingin kamu nyaman dengan saya. Saya ingin saya nyaman dengan kamu. Saya ingin, saya dan kamu menjadi kita.
14 Februari 2010
Amat rindu,
Yours
PENDING POST : A Passage
Sebuah malam : WHEN CHEMISTRY MEET PHYSICS
Sisa malam ini saya habiskan untuk melahap semua bahan kuliah kimia fisik yang akan di-ujian-kan besok. Sambil mengulik soal-soal tutor yang di-master-kan di sabjay sejak entah kapan waktunya, yang jelas saya tentu “menyalinnya dengan digital” baru-baru sebelum ujian tiba. Toh di bacanya pun hari itu juga.
Sesekali saya menghancurkan semangat kecil saya dengan membuka-buka lembaran yang belum saya tamatkan. Huff, masi banyak. Sukseslah peluruhan peluh semangat itu. Well, kali ini dengan sisa-sisa khayalan yang spontan terbentuk ketika sang lelaki ikut berkutat dengan tombol handphone, membalasi sms saya. Ya, yang terakhir ini tidak dibalas dan menambatkan saya pada layar window microsoft word ini. MENGETIK. Sesederhana itu.
Dengan percikan inspirasi dari jurnal dewi lestari yang tidak sengaja ikut mengisi tab pada mozilla firefox saya hari ini, saya sedikit bertenaga untuk menulis, okey, salah, MENGETIK.
Meluberkan segala cairan-cairan imajinasi yang sering ikut menggumpal, memadatkan ruang relaksasi pada sel-sel otak saya. Dengan menarinya telunjuk saya di atas papan keyboard sudah membuat saya sedikit santai. Relaks karena mengetahui bahwa kenangan dan sejarahmu ditulis, diabadikan dan kau tidak perlu susah payah mengubek kembali boks ingatan jikalau nanti kau rindu akan ingatan tentang...ehmm...sang lelaki, misalnya.
Itu saja untuk malam ini,
Selamat malam Allah, bintang, dan juga Jatinangor yang basah malam ini.
03 Mei 2010
Sisa malam ini saya habiskan untuk melahap semua bahan kuliah kimia fisik yang akan di-ujian-kan besok. Sambil mengulik soal-soal tutor yang di-master-kan di sabjay sejak entah kapan waktunya, yang jelas saya tentu “menyalinnya dengan digital” baru-baru sebelum ujian tiba. Toh di bacanya pun hari itu juga.
Sesekali saya menghancurkan semangat kecil saya dengan membuka-buka lembaran yang belum saya tamatkan. Huff, masi banyak. Sukseslah peluruhan peluh semangat itu. Well, kali ini dengan sisa-sisa khayalan yang spontan terbentuk ketika sang lelaki ikut berkutat dengan tombol handphone, membalasi sms saya. Ya, yang terakhir ini tidak dibalas dan menambatkan saya pada layar window microsoft word ini. MENGETIK. Sesederhana itu.
Dengan percikan inspirasi dari jurnal dewi lestari yang tidak sengaja ikut mengisi tab pada mozilla firefox saya hari ini, saya sedikit bertenaga untuk menulis, okey, salah, MENGETIK.
Meluberkan segala cairan-cairan imajinasi yang sering ikut menggumpal, memadatkan ruang relaksasi pada sel-sel otak saya. Dengan menarinya telunjuk saya di atas papan keyboard sudah membuat saya sedikit santai. Relaks karena mengetahui bahwa kenangan dan sejarahmu ditulis, diabadikan dan kau tidak perlu susah payah mengubek kembali boks ingatan jikalau nanti kau rindu akan ingatan tentang...ehmm...sang lelaki, misalnya.
Itu saja untuk malam ini,
Selamat malam Allah, bintang, dan juga Jatinangor yang basah malam ini.
03 Mei 2010
PENDING POST : 3 Hati 2 cinta
Pernah nonton film Cin(t)a ?
Awalnya saya mengira alur ceritanya mungkin akan seperti film itu. Konflik yang tercipta karena perbedaan keyakinan dan sangat ditekan dalam merasa ketidak adilan atas adanya perbedaan tersebut, mempertanyakan mengapa perbedaan sacral itu ada padahal ada sesuatu mulia (menurut mereka) yang disebut-sebut sebagai cinta.
Saya juga agak kaget karena film ini diproduksi oleh Mizan. Produsen media Islam. Yang tentunya bebas dari kesan provokasi antar agama. Tidak mungkin saya mendapatkan ending yang buruk. Entah dari mana keyakinan itu dating.
Awal film masih dapat ditebak-tebak ceritanya. Satunya Islam. Satunya Kristen. Jatuh cinta dan tentunya tidak direstui. Kemudian orang tua campur tangan dan sang lelaki dijodohkan. Namun berhasil melepaskan dari kekangan tersebut. Ini yang menarik. Keduanya tidak pernah menyesalkan adanya perbedaan konsep ketuhanan dalam agama masing-masing. Film ini menyajikan pelajaran yang unik sekaligus mengena. Bukan siapa atau agama siapa yang dikorbankan untuk dilebur ke dalam satu agama. Tidak ada tokoh yang pindah agama. Mereka memang bertemu karena cinta. Dan itu bukan suatu kebetulan. Tuhan tidak pernah menciptakan kebetulan. Buat apa ada takdir.
Lalu bagian mana yang salah dari kisah mereka?
Saya sendiri banyak terketuk oleh kalimat-kalimat yang menancap karena maknanya yang dalam. Memang mungkin mereka bisa saja bersatu, dengan ‘menarik’ salah satunya ke keyakinan pasangannya atau menjalani hidup dengan tetap pada keyakinan masing-masing. Namun Rosyid dan Delia tidak. Bahagia bukan saya dilihat dari keduanya saja, namun orang-orang di sekitarnya.Pernikahan beda agama bukan rumit dalam perbedaan keyakinana saja, namun juga tentang psikologis pasangannya ke depan, dan juga masa depan anak-anak mereka. Manusia tidak pernah mempunyai jawaban yang pasti namun yang dibutuhkan adalah sebuah keputusan bijak untuk memilih yang terbaik. Sekali lagi aplaus untuk 3 hati.
07 Juli 2010
Awalnya saya mengira alur ceritanya mungkin akan seperti film itu. Konflik yang tercipta karena perbedaan keyakinan dan sangat ditekan dalam merasa ketidak adilan atas adanya perbedaan tersebut, mempertanyakan mengapa perbedaan sacral itu ada padahal ada sesuatu mulia (menurut mereka) yang disebut-sebut sebagai cinta.
Saya juga agak kaget karena film ini diproduksi oleh Mizan. Produsen media Islam. Yang tentunya bebas dari kesan provokasi antar agama. Tidak mungkin saya mendapatkan ending yang buruk. Entah dari mana keyakinan itu dating.
Awal film masih dapat ditebak-tebak ceritanya. Satunya Islam. Satunya Kristen. Jatuh cinta dan tentunya tidak direstui. Kemudian orang tua campur tangan dan sang lelaki dijodohkan. Namun berhasil melepaskan dari kekangan tersebut. Ini yang menarik. Keduanya tidak pernah menyesalkan adanya perbedaan konsep ketuhanan dalam agama masing-masing. Film ini menyajikan pelajaran yang unik sekaligus mengena. Bukan siapa atau agama siapa yang dikorbankan untuk dilebur ke dalam satu agama. Tidak ada tokoh yang pindah agama. Mereka memang bertemu karena cinta. Dan itu bukan suatu kebetulan. Tuhan tidak pernah menciptakan kebetulan. Buat apa ada takdir.
Lalu bagian mana yang salah dari kisah mereka?
Saya sendiri banyak terketuk oleh kalimat-kalimat yang menancap karena maknanya yang dalam. Memang mungkin mereka bisa saja bersatu, dengan ‘menarik’ salah satunya ke keyakinan pasangannya atau menjalani hidup dengan tetap pada keyakinan masing-masing. Namun Rosyid dan Delia tidak. Bahagia bukan saya dilihat dari keduanya saja, namun orang-orang di sekitarnya.Pernikahan beda agama bukan rumit dalam perbedaan keyakinana saja, namun juga tentang psikologis pasangannya ke depan, dan juga masa depan anak-anak mereka. Manusia tidak pernah mempunyai jawaban yang pasti namun yang dibutuhkan adalah sebuah keputusan bijak untuk memilih yang terbaik. Sekali lagi aplaus untuk 3 hati.
07 Juli 2010
PENDING POST : ORDINARY
Gw sepenuhnya adalah manusia biasa.
Emm…wanita yang mungkin dicap penuh ilusi dan alasan. Ketika gw jatuh cinta, atau sebelumnya gw mau menganalisis kenapa kata benda atau kata kerja itu dinamai “jatuh cinta”. Kata ‘jatuh’ itu sendiri identik sama rasa sakit, nyeri dan luka. Sedangkan kalo ‘cinta’ itu (katanya) penuh sama yang indah-indah, kasih sayang, rindu dan dikangeni. Kenapa harus jatuh untuk mencinta? Balik ke hal yang mau gw bahas. Ketika gw jatuh cinta atau lebih tepatnya merasa menemukan seseorang yang nyaman untuk gw bersender di pundaknya dan menceritakan lelahnya praktikum hari ini, menepuk-nepuk kepalanya, gw persis kayak kucing yang baru ngelahirin. Gw akan selalu siap mencakar siapa aja yang nyentuh orang yang gw sayang (dlm hal ini anak kucing) dan melengos pergi ketika ada orang lain yang menyentuh dan mengelus anak gw itu. Meninggalkannya. Merasa dikecewakan dan ditinggalkan. Mungkin mencari jantan lain, kawin, punya anak lagi. Yang terakhir itu khusus buat kucingnya aja, gw nya engga.
Seminggu ini, gw agresif kayak kucing abis beranak. Dan anak gw diurus orang lain. Gw menghindar dan pergi. Marah dan kecewa.
Intinya ini bukan cerita tentang kucing. Tentang hati. Bagaimanapun gw mau diakui untuk memiliki dan dimiliki, kasarnya sih gitu. Atau mungkin walau jarang bertemu, apakah gw ga boleh sekedar menjadi sesuatu yang paling dekat dan dianggap paling dekat dengan kamu?
(tertular virus cengeng)
17 Oktober 2010
Emm…wanita yang mungkin dicap penuh ilusi dan alasan. Ketika gw jatuh cinta, atau sebelumnya gw mau menganalisis kenapa kata benda atau kata kerja itu dinamai “jatuh cinta”. Kata ‘jatuh’ itu sendiri identik sama rasa sakit, nyeri dan luka. Sedangkan kalo ‘cinta’ itu (katanya) penuh sama yang indah-indah, kasih sayang, rindu dan dikangeni. Kenapa harus jatuh untuk mencinta? Balik ke hal yang mau gw bahas. Ketika gw jatuh cinta atau lebih tepatnya merasa menemukan seseorang yang nyaman untuk gw bersender di pundaknya dan menceritakan lelahnya praktikum hari ini, menepuk-nepuk kepalanya, gw persis kayak kucing yang baru ngelahirin. Gw akan selalu siap mencakar siapa aja yang nyentuh orang yang gw sayang (dlm hal ini anak kucing) dan melengos pergi ketika ada orang lain yang menyentuh dan mengelus anak gw itu. Meninggalkannya. Merasa dikecewakan dan ditinggalkan. Mungkin mencari jantan lain, kawin, punya anak lagi. Yang terakhir itu khusus buat kucingnya aja, gw nya engga.
Seminggu ini, gw agresif kayak kucing abis beranak. Dan anak gw diurus orang lain. Gw menghindar dan pergi. Marah dan kecewa.
Intinya ini bukan cerita tentang kucing. Tentang hati. Bagaimanapun gw mau diakui untuk memiliki dan dimiliki, kasarnya sih gitu. Atau mungkin walau jarang bertemu, apakah gw ga boleh sekedar menjadi sesuatu yang paling dekat dan dianggap paling dekat dengan kamu?
(tertular virus cengeng)
17 Oktober 2010
PENDING POSTS : Adelaide Sky
Baru download album Adhitia Sofyan nih. Dan gw sangat suka liriknya yang membuat gw berkhayal punya pacar abroad yang jauh. Dangkal.
I’ve been meaning to call you soon
But we’re in different times , you might not be home now
Would you take a message, I’ll try to stay awake
And fight your presence in my head
17 Oktober 2010
I’ve been meaning to call you soon
But we’re in different times , you might not be home now
Would you take a message, I’ll try to stay awake
And fight your presence in my head
17 Oktober 2010
Acute Diarrhea
It's not my day. Not my day.
It's awful when u re getting sick and you are far from everyone you love.
About to cry :(
It's awful when u re getting sick and you are far from everyone you love.
About to cry :(
Saturday, November 20, 2010
Patient Counseling Event 2010 part 1
Entah kenapa gw sangat bersemangat buat ikutan acara ini pas ngeliat posternya di depan TU d6. Awalnya pas ngeliat deadline untuk pendaftaran lombanya yang udah lewat, gw tetep mau ikut seminarnya. Hari demi hari kok gw semakin males ya buat ikutan, secara temen-temen gw ga ada yang mau ikutan. Akhirnya niat gw yang secuil itu pun berada di ambang-ambang. Kalo mau ikut pun paling on the spot aja, pikir gw.
Lalu tiba-tiba beberapa hari kemudian, gw mendapatkan sms dari jalur jarkom angkatan gw. Tentang pendaftaran PCE. Dan, man, masi bisa daftar! Dengan berbinar gw pun menghubungi CP nya yaitu Icha 08. Dan gw nanya apakah udah ada yang daftar atau belum. Ternyata belum ada yang daftar. Great! Gw langsung mendaftarkan diri gw ke icha (dengan sangat percaya dirinya). Terus Icha bales sms gw, "inget loh feb, pas itu kita ada acara planar". Gw pun mikir. Oiya ya. Gimana dong ini, acara angkatan pula. Beberapa menit gw diem, tidur-tiduran, guling-guling, ga terima akan dilema yang gw rasain. "Kalo gw ga ikut tahun ini, gw ga akan pernah belajar untuk lomba tahun depannya", gw komat-kamit dalam hati. Tiba-tiba ada suatu pikiran muncul, oiya ya gw kan ga panitia, dan technically, ikut-ga ikut gw akan tetap berkontribusi kecil. Lagian, belajar dari kepanitian PO pas awal masuk kuliah, gw sebagai pubdok, yang notabene panitia secara sah, sangat jobless banget. Baiklah, gw memutuskan untuk membalas sms icha "Gw kan ga panitia cha", yak singkat dan berharap masalah kelar. Icha ga membalas, gw berkonklusi bahwa masalah selesai :D
Esok harinya, tepatnya hari rabu (inget banget gw), icha sms :"akang teteh yang ikut PCE akan diadakan seleksi oleh pihak fakultas karena melebihi kuota". Emang sih lomba ini dibatasi, masing2 lima orang untuk Beginer dan Advance. Wow! Kaget gw dan syok melihat kata "seleksi". Di pikiran gw untuk seleksi ini oleh Bu Emma atau ga Bu Keri. Tapi Bu Keri ga mungkin deh kayaknya, she's soo busy. Oke, Bu Emma. Entah kenapa gw langsung (tanpa sadar) sok sok an latian konseling gitu, komat kamit di kamar. Oh my, apa sih gw :D. Oyaa sms icha ah nanya siapa yang sebenernya jadi judge seleksi nya. Icha membalas " Bu aliya". Gw pun terdiam."..." ( read : mau jawab apaaa gueee)
Mungkin ini namanya keajaiban tingkat ringan. Tapi wasyukurillah bangett gw baca sms nya icha yang baru masuk "Akang teteh dikarenakan yang mendaftar sudah mencukupi kuota, maka seleksi dibatalkan". Yeee. Kalo ada icha didepan gw, langsung gw cium dehh :*
(dua minggu sebelum)
Buat belajar, niat selalu ada. Niat gw : belajar dari internet, searching ttg PCE, tanya teh Yola,dll. Yang dilakuin : sms Teh Yola doang. Itupun kayaknya salah nomor, ga dibales-bales soalnya. Gw pun seperti beranjak kalah sebelum bertanding. No preparation. And it's my first time. Anehnya, gw sangat santaii.
(dua hari sebelum)
Gw pun searching tentang konseling obat di internet. Dan gw lumayan mendapatkan sumber. Contohnya kayak konseling tentang orang awam yang mau beli obat flu yang mengandung PPA. Ternyata ketika ditanya, beliau memiliki hipertensi. PPA dalam obat flu ini berbahaya bagi hipertensinya. Tapi dia tetap ngotot mau mengonsumsi obat itu. Gw terus membaca artikelnya sampe habis, sampe bagaimana kalimat yang baik dan sopan untuk diucapkan seorang farmasis untuk masalah ini.Ohh God, i start to love pharmaceutical care actually!
Lumayan lah gw ngopi-ngopi beberapa artikel bagus tentang konseling ke flashdisk. Dari yang sekali baca gw ngerti sampe yang berapa kali baca pun gw masih ga mudeng.
(sehari sebelum)
Kenapa sih sesuatu yang ga enak banget dateng pas gw lagi nervous-nervous nya, lagi ngumpulin ke PD an gw yang kececer. Gw abis sholat di d6 dan gw pun ketemu seorang teman (sahabat), dan gw nanya besok berangkat kapan? Kali aja bisa bareng, secara yang ikut lomba semuanya ga ada yang deket sama gw. Dan entah becanda atau engga (tapi kayaknya becanda) dia bilang "Pede banget sih lo". Jleb! Man, gw langsung kayak ditelanjangin (lebay), keberanian-keberanian gw yang gw pungutin beberapa hari sebelumnya kayak ancur gitu aja. Gw mencoba nenangin diri, ga mungkin lah dia gitu, mungkin becanda. Mungkin becanda, mungkin becanda, mungkin becanda. Tapi kalimat itu tetep aja nyelekit. Down.
Tiba-tiba arman sms gw, nanyain gw dimana, lagi ngapain. Gw ngajakin dia makan. Kata dia, makan di kosannya aja, nemenin dia nyari judul TA. Gw ke kosannya. Seperti biasa sih, cuma duduk, sholat, nonton TV. Tapi mending lah dari pada gw di kamar sendirian ga jelas, galau, mikirin kejadian tadi siang. Jam 4 an gw muter-muter channel TV, ga jelas. Dia juga sibuk nyari judul di internet. Dan dengan bagusnya dia berniat mau TA tentang KECOA! Makin bete aja gw, ga bisa bayangin gw, tiap ketemu arman, ngeliat kecoa mati, nemenin dia ngeblennder kecoa, nemenin beli kecoa. Oh my! Bisa-bisa gw yang stres padahal yang TA juga bukan gw. Udah gitu, dia mau pake bakteri MRSA. Aduhh ada-ada aja deh cowok gw. Kalo yang ini gw sangat ga bisa mentolerir. Gilaa, dia mau mukanya bolong-bolong pas wisuda. Karena ga ada kerjaan, gw pun kembali mikirin hal tadi siang. Gw nyender di bahunya arman, terus entah kenapa gw nangis! Man, aduhh kok gw lembek banget sih. Tau ah, bodo, kesel banget sih gw. Akhirnya setelah gw membuat bajunya dia basah, gw pun diem, lega. Dan efek sampingnya, gw nutup mata gw pake tangan, nyadar pasti bengkak banget mata gw. Pas banget adzan magrib. Gw sholat duluan, sekalian cuci muka. Abis sholat, gw duduk, dan dia gantian sholat. Abis itu, dia nanya ke gw dan gw cerita ke dia. Dia cuma bilang "Udah ga usah terlalu mikirin omongan orang" sambil ngelus-ngelus jilbab gw. Entah kenapa, kata-kata itu drastis ngebuat gw lumayan kuat buat tetep ikut lomba besok, walau dengan minim persiapan. Thank you, dear. Love u so much :)
Lalu tiba-tiba beberapa hari kemudian, gw mendapatkan sms dari jalur jarkom angkatan gw. Tentang pendaftaran PCE. Dan, man, masi bisa daftar! Dengan berbinar gw pun menghubungi CP nya yaitu Icha 08. Dan gw nanya apakah udah ada yang daftar atau belum. Ternyata belum ada yang daftar. Great! Gw langsung mendaftarkan diri gw ke icha (dengan sangat percaya dirinya). Terus Icha bales sms gw, "inget loh feb, pas itu kita ada acara planar". Gw pun mikir. Oiya ya. Gimana dong ini, acara angkatan pula. Beberapa menit gw diem, tidur-tiduran, guling-guling, ga terima akan dilema yang gw rasain. "Kalo gw ga ikut tahun ini, gw ga akan pernah belajar untuk lomba tahun depannya", gw komat-kamit dalam hati. Tiba-tiba ada suatu pikiran muncul, oiya ya gw kan ga panitia, dan technically, ikut-ga ikut gw akan tetap berkontribusi kecil. Lagian, belajar dari kepanitian PO pas awal masuk kuliah, gw sebagai pubdok, yang notabene panitia secara sah, sangat jobless banget. Baiklah, gw memutuskan untuk membalas sms icha "Gw kan ga panitia cha", yak singkat dan berharap masalah kelar. Icha ga membalas, gw berkonklusi bahwa masalah selesai :D
Esok harinya, tepatnya hari rabu (inget banget gw), icha sms :"akang teteh yang ikut PCE akan diadakan seleksi oleh pihak fakultas karena melebihi kuota". Emang sih lomba ini dibatasi, masing2 lima orang untuk Beginer dan Advance. Wow! Kaget gw dan syok melihat kata "seleksi". Di pikiran gw untuk seleksi ini oleh Bu Emma atau ga Bu Keri. Tapi Bu Keri ga mungkin deh kayaknya, she's soo busy. Oke, Bu Emma. Entah kenapa gw langsung (tanpa sadar) sok sok an latian konseling gitu, komat kamit di kamar. Oh my, apa sih gw :D. Oyaa sms icha ah nanya siapa yang sebenernya jadi judge seleksi nya. Icha membalas " Bu aliya". Gw pun terdiam."..." ( read : mau jawab apaaa gueee)
Mungkin ini namanya keajaiban tingkat ringan. Tapi wasyukurillah bangett gw baca sms nya icha yang baru masuk "Akang teteh dikarenakan yang mendaftar sudah mencukupi kuota, maka seleksi dibatalkan". Yeee. Kalo ada icha didepan gw, langsung gw cium dehh :*
(dua minggu sebelum)
Buat belajar, niat selalu ada. Niat gw : belajar dari internet, searching ttg PCE, tanya teh Yola,dll. Yang dilakuin : sms Teh Yola doang. Itupun kayaknya salah nomor, ga dibales-bales soalnya. Gw pun seperti beranjak kalah sebelum bertanding. No preparation. And it's my first time. Anehnya, gw sangat santaii.
(dua hari sebelum)
Gw pun searching tentang konseling obat di internet. Dan gw lumayan mendapatkan sumber. Contohnya kayak konseling tentang orang awam yang mau beli obat flu yang mengandung PPA. Ternyata ketika ditanya, beliau memiliki hipertensi. PPA dalam obat flu ini berbahaya bagi hipertensinya. Tapi dia tetap ngotot mau mengonsumsi obat itu. Gw terus membaca artikelnya sampe habis, sampe bagaimana kalimat yang baik dan sopan untuk diucapkan seorang farmasis untuk masalah ini.Ohh God, i start to love pharmaceutical care actually!
Lumayan lah gw ngopi-ngopi beberapa artikel bagus tentang konseling ke flashdisk. Dari yang sekali baca gw ngerti sampe yang berapa kali baca pun gw masih ga mudeng.
(sehari sebelum)
Kenapa sih sesuatu yang ga enak banget dateng pas gw lagi nervous-nervous nya, lagi ngumpulin ke PD an gw yang kececer. Gw abis sholat di d6 dan gw pun ketemu seorang teman (sahabat), dan gw nanya besok berangkat kapan? Kali aja bisa bareng, secara yang ikut lomba semuanya ga ada yang deket sama gw. Dan entah becanda atau engga (tapi kayaknya becanda) dia bilang "Pede banget sih lo". Jleb! Man, gw langsung kayak ditelanjangin (lebay), keberanian-keberanian gw yang gw pungutin beberapa hari sebelumnya kayak ancur gitu aja. Gw mencoba nenangin diri, ga mungkin lah dia gitu, mungkin becanda. Mungkin becanda, mungkin becanda, mungkin becanda. Tapi kalimat itu tetep aja nyelekit. Down.
Tiba-tiba arman sms gw, nanyain gw dimana, lagi ngapain. Gw ngajakin dia makan. Kata dia, makan di kosannya aja, nemenin dia nyari judul TA. Gw ke kosannya. Seperti biasa sih, cuma duduk, sholat, nonton TV. Tapi mending lah dari pada gw di kamar sendirian ga jelas, galau, mikirin kejadian tadi siang. Jam 4 an gw muter-muter channel TV, ga jelas. Dia juga sibuk nyari judul di internet. Dan dengan bagusnya dia berniat mau TA tentang KECOA! Makin bete aja gw, ga bisa bayangin gw, tiap ketemu arman, ngeliat kecoa mati, nemenin dia ngeblennder kecoa, nemenin beli kecoa. Oh my! Bisa-bisa gw yang stres padahal yang TA juga bukan gw. Udah gitu, dia mau pake bakteri MRSA. Aduhh ada-ada aja deh cowok gw. Kalo yang ini gw sangat ga bisa mentolerir. Gilaa, dia mau mukanya bolong-bolong pas wisuda. Karena ga ada kerjaan, gw pun kembali mikirin hal tadi siang. Gw nyender di bahunya arman, terus entah kenapa gw nangis! Man, aduhh kok gw lembek banget sih. Tau ah, bodo, kesel banget sih gw. Akhirnya setelah gw membuat bajunya dia basah, gw pun diem, lega. Dan efek sampingnya, gw nutup mata gw pake tangan, nyadar pasti bengkak banget mata gw. Pas banget adzan magrib. Gw sholat duluan, sekalian cuci muka. Abis sholat, gw duduk, dan dia gantian sholat. Abis itu, dia nanya ke gw dan gw cerita ke dia. Dia cuma bilang "Udah ga usah terlalu mikirin omongan orang" sambil ngelus-ngelus jilbab gw. Entah kenapa, kata-kata itu drastis ngebuat gw lumayan kuat buat tetep ikut lomba besok, walau dengan minim persiapan. Thank you, dear. Love u so much :)
Subscribe to:
Posts (Atom)